Tuesday, December 31, 2013

Teori Darwin Terputus, Manusia Tidak Primitif!

teori evolusi Darwin 01Sangat mungkin manusia sudah hidup di Bumi selama juataan tahun, penemuan fosil dan fragmen lainnya menjelaskan bahwa evolusi manusia bukan dari spesies perimitif seperti yang dijelaskan dalam teori Darwin.
Sampai saat ini, masih banyak peneliti yang mendukung teori Darwin yang ‘mungkin’ hanya bertujuan untuk menggapai popularitas dibalik penemuan kerangka manusia kera ataupun spesies primitif. Tapi bisakah kita mengkategorikan manusia yang menggunakan peralatan batu dan api sebagai manusia kera primitif?
Teori evolusi manusia tampaknya terputus disebabkan penemuan fragmen dan fosil manusia berusia jutaan tahun, mereka juga berkembang ditahun-tahun yang sama dengan manusia kera.
Forbidden Archeology: The Hidden History of the Human Race‘ karya Michael A. Cremo, sebuah buku yang mengungkapkan bahwa manusia modern sudah ada selama jutaan tahun. Ilmu pengetahuan mengungkapkan fakta, prasangka berdasarkan tindakan teori ilmiah saat ini sebagai penyaring yang memberi gambaran prasejarah, yang sebagian besar belum tentu benar.
Evolusi Manusia Primitif Dan Teori Darwin
Tahun 1859, Charles Darwin menerbitkan buku ‘On The Origin of Species‘ yang menyatakan bahwa spesies berevolusi dari waktu ke waktu, perubahan yang dikendalikan melalui seleksi alam.
Teori evolusi ini dianggap kurang rinci dan telah dipertimbangkan sebelum termasuk teori yang dikembangkan kakeknya, Erasmus Darwin.
Ide Erasmus dan gagasan evolusi melalui seleksi alam dianggap hampir sama seperti yang digagaskan Charles Darwin dan Alfred Russel Wallace.
Manusia Neanderthal, teori darwin
Tahun 1871, Darwin menerbitkan ‘The Descent of Man‘ yang menuliskan teori bahwa manusia berevolusi dari beberapa jenis kera prasejarah. Kemudian Teori Darwin dianggap penting oleh pendukungnya untuk menemukan rantai evolusi yang hilang, termasuk kera yang memiliki karakteristik manusia dan manusia primitif dengan karakteristik mirip kera seperti yang terlihat dalam fosil saat ini.
Manusia Neanderthal ditemukan dilembah Neandertal, Jerman pada tahun 1856, kemudian terus ditemukan diwilayah Eropa, Asia Barat dan timur. Ilmuwan membutuh manusia kera dan primitif untuk diteliti yang kemudian menggambarkan manusia Neanderthal meskipun mereka memiliki otak paling besar seperti manusia saat ini.
Tulang hyoid di tenggorokan mereka secara fisik seperti manusia saat ini (termasuk raksasa, hewan buas berbulu, kera yang berjalan dengan postur membungkuk), semua itu termasuk karakteristik primitif sesuai teori Darwin.
manusia neanderthal - Arthursclipart 01
Neanderthal dikatakan spesies manusia primitif tertua yang pernah ditemukan berusia 130,000 tahun yang lulu. Neanderthal yang berusia 350,000 tahun atau bahkan 600,000 tahun dinyatakan oleh beberapa peneliti ‘bukan manusia kera primitif’ dan beberapa penggambaran terlihat seperti orang Eropa modern.
Mengingat bahwa ras manusia modern memiliki beragam karakteristik fisik, tidak ada alasan yang menyatakan bahwa Neanderthal adalah spesies yang terpisah dari manusia modern, dan beberapa antropolog fisik modern telah mengakuinya.
Spesies Manusia Kera Primitif Menurut Teori Darwin
Para pendukung teori Darwin waktu itu menganggap teori ini lebih tertuju pada sesuatu yang lebih primitif, atau lebih mirip spesies kera. Charles Dawson memperoleh beberapa fragmen tengkorak dan tulang rahang yang ditemukan di lubang batu, kota Piltdown-Inggris. Pernyataan Arthur Smith bahwa sisa-sisa fragmen itu asli, mereka berdua menemukan fragmen tulang di daerah Inggris.
Awal tahun 1913, sejumlah peneliti menduga bahwa Manusia Piltdown adalah tipuan, Dawson tertangkap basah melakukan hal semacam ini sebelumnya. Pada tahun 1953 penelitian menunjukkan bahwa Manusia Piltdown menjadi dugaan tengkorak manusia parsial dan tulang rahang orangutan.
Namun pendukung teori Darwin kebanyakan pemikir yang berangan-angan bahwa teori Darwin benar adanya. Kemungkinan besar Dawson berada di balik semua rencana ini, tetapi kemungkinan konspirasi dalam hal sains kemudian menjadi pertimbangan.
Banyak sisa-sisa fragmen dan fosil lain ditemukan, diduga sebagai spesies peralihan antara manusia dan kera, dengan kata lain nenek moyang kera dan manusia versi teori Darwin.
Fosil Tengkorak Manusia Jawa (Pithecanthropus Erectus) yang ditemukan di Solo
Fosil Tengkorak Manusia Jawa (Pithecanthropus Erectus) yang ditemukan di Solo
Salah satunya Pithecanthropus erectus yang ditemukan di Jawa oleh dokter Belanda, Eugene Dubois.
Antara 1891 dan 1893 dia menemukan sebuah tulang kepala, tiga gigi, dan kemudian tulang paha yang diasumsikan dari spesies sama. Tulang kepala diperkirakan berusia 1,8 juta tahun.
Kemudian Pithecanthropus dibagi menjadi spesies yang lebih luas, Homo erectus. Homo Erectus berjalan tegak dan membuat alat-alat dari batu dan menggunakan api.
Homo erectus adalah pengecualian, mereka bukan spesies karakteristik primitif, contohnya tulang alis yang kadang-kadang juga ditemukan pada manusia modern.
Dengan bukti beberapa kerangka yang cukup lengkap dan fosil Homo erectus juga ditemukan di banyak bagian Afrika, Eropa, dan Asia, beberapa diantaranya berusia 1,8 juta tahun.
Berdasarkan tengkorak, antropolog memperkirakan otak Homo Erectus rata-rata 850 cc hingga 1100 cc, lebih kecil dari rata-rata otak manusia modern. Ras modern memiliki berbagai ukuran otak rata-rata sekitar 1150 cc hingga 1364 cc. Ini ukuran otak rata-rata, dan beberapa individu memiliki otak lebih kecil.
Fosil manusia purba lainnya juga ditemukan berbagai peneliti yang cenderung diberi nama spesies baru berdasarkan pada fragmen tulang. Manusia Rhodesian didasarkan pada tengkorak yang cukup lengkap dan beberapa fragmen memiliki ukuran otak 1100 cc. Homo ergaster ditemukan di Asia, memiliki ukuran otak berkisar 700-1100 cc.
Kemudian Manusia Heidelberg ditemukan di seluruh Eropa, rata-rata memiliki tinggi badan 6 meter dengan ukuran otak manusia modern. Begitu juga spesies di Afrika Selatan dengan tinggi badan sekitar tujuh meter. Jadi jelas bahwa ukuran otak fosil-fosil tersebut bukan spesies berbeda dari manusia sekarang, walaupun pendapat ini bertentangan dengan teori Darwin.
homo habilis 3Bagaimana dengan Homo Habilis di Afrika Timur yang hidup sekitar 2,3 juta tahun lalu hingga 1,4 juta tahun lalu?
Antropolog tidak setuju menyatakan Homo Habilis adalah nenek moyang manusia modern.
Ukuran otaknya diperkirakan 590-710 cc, dan peralatan batu telah ditemukan dibeberapa fosil mereka tapi tidak ada bukti bahwa peralatan itu dibuat dan digunakan oleh spesies Homo Habilis.
Beberapa antropolog bahkan mengakui bahwa habilis mungkin jenis yang terpisah dari manusia, dan bahkan mungkin campuran Homo Erectus dan sisa-sisa Australopithecine.
Mungkin spesies ini adalah jenis kera yang sudah punah. Kemudian Australopithecus, fosil yang ditemukan di Afrika berusia 4 juta tahun. Otak mereka berukuran 380-430 cc, dan tulang kaki Australopithecus yang ditemukan mirip kera.
Manusia Modern Sudah Ada Sejak Jutaan Tahun Lalu
Bukti manusia modern ada sejak 430,000 tahun lalu sebagai titik tolak manusia awal melalui desain canggih yang ditemukan diwilayah utara, Jerman. Pendukung teori Darwin menyatakan bahwa Homo Sapiens modern hidup sejak 50 ribu tahun yang lalu.
Sementara peneliti modern menyatakan bahwa nenek moyang manusia sudah hidup sekitar 100 ribu tahun, bahkan sekarang banyak peneliti yang sepakat bahwa manusia mulai berkembang sejak 275 ribu tahun lalu.
Peralatan batu yang ditemukan di Hueytalco-Meksiko berusia 250 tahun, jauh sebelum manusia bermigrasi ke Amerika. Tengkorak manusia ditemukan diwilayah Buenos Aires, Argentina yang berusia 1 juta tahun, dan patung manusia berukuran kecil ditemukan di Nampa-Idaho dalam lapisan bebatuan berusia 2 juta tahun.
Bukti ini jelas menyatakan bahwa ras manusia sudah ada dan hidup berdampingan dengan manusia kera sebagai ras primitif.
Bukti semakin bertambah, fosil-fosial yang ditemukan berusia terkadang lebih tua dari pernyataan evolusi manusia. Kemungkinan manusia modern sudah ada sejak 2,5, atau bahkan 10 juta tahun yang lalu, dimana teori Darwin menyatakan manusia kera hidup ditahun-tahun tersebut.
Teori Darwin, Teori Paling Berbahaya Dari Semua Teori
Teori Darwin yang menyatakan bahwa semua makhluk hidup bersaing di alam ini melalui seleksi alam, membuat semua manusia terutama ras-ras tertentu merasa terancam.
Sejak teori ini dihembuskan, sejak itu pula secara signifikan manusia semakin berlomba untuk dapat bertahan dengan berbagai cara, terutama melalui peperangan.
Keadaan dunia yang kacau seperti sekarang hanya karena untuk bertahan hidup membuat segala kekacauan bersumber dari teori ini. Mereka beranggapan bahwa suatu ras harus mendominasi agar dapat bertahan hidup.
Padahal yang benar adalah justru yang dominan atau mayoritas harus memelihara dan menjaga yang minoritas. Jadi yang minoritas tak perlu khawatir punah, sedangkan yang dominan tak perlu mengintimidasi dan memusnahkan yang minoritas. Itulah manusia, makhluk yang diberi akal agar saling menjaga, bukan berperang atau saling berlomba memusnahkan!
Tidak hanya itu, secara perekonomian, ideologi, sosial dan politik mereka juga saling mengalahkan dan berusaha untuk bertahan dengan berbagai cara. Teori yang menjerumuskan manusia agar berfikir untuk bertahan ini, membuat para ilmuwan mengkategorikan sebagai “teori paling berbahaya sepanjang masa!”.

Sisa-Sisa Perang Nuklir Mahabaratha (Baratayudha)

Ratusan panah-panah api (missile) berterbangan dilangit, tak kalahnya panah-panah api berekor panjang (laser) juga terlihat membelah cakrawala, bola-bola api raksasa (nuclear blast) menyilaukan dan membutakan mata, semua itu diakhiri suara menggelegar yang memekakkan telinga, ribuan nyawa manusia dan hewan melayang tak terkira dan menyisakan kehancuran yang dahsyat di berbagai tempat dimuka Bumi tercinta.
Apa mungkin 15.000 tahun SM, ada perang nuklir dan peradaban manusia sudah demikian tinggi? Padahal, teknologi nuklir merupakan teknologi hi-tech yang dikerjakan oleh para ahli fisika.
Kesalahan kecil yang terjadi pada peralatan atau prosesnya dapat menjadi bencana, penebar maut. Seperti kebocoran di reaktor nuklir Chernobyl milik Rusia yang menelan banyak korban jiwa karena radiasi radio aktif.
Ada kabar menarik dari arkeolog India. Ditemukan sejumlah bukti yang menunjukkan di India diduga pernah terjadi 2 perang besar yang menggunakan senjata pemusnah massal.
Penelitian dilakukan oleh oleh Michael Cremo tahun 2003, arkeolog senior dari AS. Selama 8 tahun, penganut agama Hindu ini meneliti narasumber dari kitab suci Weda dan Jain, yang ditulis pendeta Walmiki, ribuan tahun lalu. Cremo tertarik menginvestigasi dan mendalami dua kitab suci tersebut.
Ia menemukan nama-nama yang tertera di kitab tersebut ada di India. Ditemani tim dan rekannya, Dr.Rao C.S, arkeolog terkemuka India, ia meneliti dengan perangkat canggih “penjejak waktu” ( thermoluminenscence dating method ) untuk setiap obyek.
Dengan karbon radio isotop, keakuratan umur objek mampu dijejak hingga miliaran tahun ke belakang. Kitab Weda ternyata bisa menjadi nara sumber akurat, mengungkap kisah-kisah sebenarnya beribu tahun lalu. Tak semata kitab suci.
Mereka mencoba mengupas isi kisah Mahabarata, dari awal kejadian hingga perang Bharatayudha, ditandai berakhirnya perjalanan keluarga Bharata. Mereka yang berperang, berasal dari keturunan Pandu dan Destrarata, 2 bersaudara.
Baratayuda, adalah istilah yang dipakai di Indonesia untuk menyebut perang besar di Kurukshetra antara keluarga Pandawa melawan Korawa. Perang ini merupakan klimaks dari kisah Mahabharata, yaitu sebuah wira carita terkenal dari India.
Dr.Rao meneliti bukti-bukti sejarah di lautan, di teluk Gujarat, untuk mengungkap bukti keberadaan Kerajaan Dwaraka. Istana Sri Krisna, otak penggalang strategis dari pihak Pandawa. Konon, kerajaan ini musnah ditelan gelombang laut tahun 1478 SM, setelah perang Bharatayudha tahun 1443 SM.
Princes of the Indonesian epic, Bharata Yhuda or The Great Battle, are carved in stone in this monument in Freedom Square. Bhatara Kresna and Raden Arjuna Sastra are two handsome princes of the Pandawa Lima lineage, shown here inspecting the war front battle station. with a bow and arrow, riding a chariot of eight galloping horses – a scene supposedly taken from Bharata Yuda War when Arjuna defeated Karna. The monument holds great significance for the locals, with some believing that the very figure opens a door to the spiritual world. (touristspot.ruvenga.com)
Michael Cremo mengadakan penelitian di daratan, diantaranya: Indraprasta, Hastinapura, dan padang Khurusethra, bekas perang itu terjadi. Seperti diketahui, Indraprasta merupakan tempat bermukim keluarga Pandawa di awal perjuangan merebut Hastina. Khurusethra adalah bekas pertempuran dahsyat keluarga Bharata.
Para ahli menemukan banyak bukti yang mengejutkan. Tanah tegalan luas itu ternyata tak ditumbuhi tanaman apa pun, karena tercemar radio aktif. Pada puing-puing bangunan atau sisa-sisa tengkorak manusia yang ditemukan di Mohenjo Daro tercemar residu radio aktif yang cukup pekat.
Menurut Dr.Indrajit, ahli termonuklir, hal ini terjadi diduga akibat radiasi ledakan termonuklir skala besar dalam peperangan tersebut. Jelasnya terdapat dalam kalimat Weda yang diterjemahkan bebas seperti ini, ”Arjuna yang gagah berani, duduk dalam Weimana/ Vimana.
Terlihat relief Vimana  sedang melayang  di kanan atas
Dalam Ufology, Vimana adalah wahana mirip piring terbang. Bahkan ada teori, bahwa dulunya Vimana adalah istilah untuk kendaraan alien yang berperang dengan manusia Bumi yang pada saat itu juga sudah canggih.
Teori kedua dalam Ufology, bahwa dulunya ada dua ras alien yang memperebutkan Bumi dan menghasilkan radiasi-radiasi yang hingga kini masih dapat dibuktikan.
Oleh kerenanya, manusia mengganggap bahwa para alien tersebut adalah “Dewa-dewa dari langit” yang sangat tangguh dan perkasa, lalu manusia membuat ceritanya dalam kitab-kitab Hindu.
Vimana dapat mendarat di tengah air, lalu mengangkat gendewa dan meluncurkan sebatang anak panah. Semacam senjata mirip rudal/ roket, yang dapat menimbulkan sekaligus melepaskan nyala api yang bersinar terang di atas wilayah musuh.
Curahannya seperti hujan lebat yang deras, mengepung musuh dengan kekuatan dahsyat. Setelah panah itu tiba pada sasarannya, dalam sekejap sebuah bayangan yang tebal dengan cepat terbentuk seperti cendawan raksasa merekah di atas wilayah kurawa.
Angkasa menjadi gelap gulita, semua kompas yang ada dalam kegelapan menjadi tidak berfungsi, kemudian badai angin yang dahsyat mulai bertiup wuuus… wuuus, disertai debu pasir.
Burung-burung bercicit panik seolah-olah langit runtuh dan bumi gonjang-ganjing. Sementara itu di atas langit, matahari seolah-olah bergoyang, panas membara memancarkan udara mengerikan, membuat bumi berguncang, dan gunung-gunung bergoyang.”
Kerajaan Dwaraka. Istana Sri Krisna,
“Di kawasan darat yang luas, binatang-binatang mati terbakar dan berubah bentuk. Air sungai kering kerontang, ikan, udang dan hewan laut lainnya, semuanya mati.”
“Saat panah (apakah roket atau senjata laser?) meledak, suaranya bagaikan halilintar, membuat prajurit musuh berjatuhan bagaikan batang pohon yang terbakar hangus. Akibat yang ditimbulkan oleh senjata Arjuna tersebut, tercipta badai api, diikuti ledakan dahsyat yang memancarkan debu beracun (radio aktif?).”
Menurut kepercayaan populer Kuil Mahabalipuram bukan suatu kuil, tetapi suatu candi yang terakhir dari serangkaian tujuh candi, enam di antaranya telah tenggelam.
Penemuan bangunan utama reruntuhan itu terjadi pada bulan April 2002 di lepas pantai Mahabalipuram di Tamil Nadu, India Selatan, pada kedalaman 5 hingga 7 meter (15-21 kaki) dilakukan oleh tim gabungan dari Dorset Scientific Exploration Society (SES) dan India’s National Institute of Oceanography (NIO).
Penyelidikan di lokasi masing-masing ditemukan batu, sisa-sisa tembok yang tersebar, batu persegi dan blok persegi panjang dan platform besar dengan undak-undakan yang menuju ke sana. Semua ini berbaring di tengah-tengah formasi geologis batuan lokal.
Terdapat 4 sosok singa di empat lokasi, reruntuhan itu disimpulkan menjadi bagian dari kompleks candi.
Dinasti Pallava, yang menguasai wilayah itu selama abad ke-7 Masehi, dikenal memiliki banyak bangunan batu keras seperti struktural candi di Mahabalipuram dan Kanchipuram.
 reruntuhan Kerajaan Dwaraka, istana Prabu Krisna.
Poet Dwarka (India)
Di antara yang paling menarik dari penemuan-penemuan arkeologi yang dibuat di India dalam beberapa tahun terakhir adalah yang dibuat di lepas pantai dan Bet Dwarka Dwarka di Gujarat.
Penggalian telah berlangsung sejak 1983. Ini adalah dua tempat yang terpisah 30 km satu sama lain. Dwarka berada di pantai laut Arab, dan Bet Dwarka adalah di Teluk Kutch.
Kedua tempat ini dihubungkan dengan legenda tentang Kresna yang baik. Ada banyak candi di sini, terutama yang termasuk ke dalam periode abad pertengahan.
Dinilai sebagai salah satu dari tujuh kota paling tua di negara ini, kota legendaris Dvaraka adalah tempat kediaman Lord Krishna. Hal ini diyakini bahwa akibat kerusakan dan kehancuran oleh laut, Dvaraka telah tenggelam enam kali!
Untuk memperluas dan memperdalam penelitian ini, Unicef dan NASA membantu pemotretan dengan citra lansat satelit. Dari hasil riset dan pemotretan yang difokuskan di hulu sungai Gangga, para arkeolog menemukan banyak sisa puing bangunan yang telah menjadi batu hangus.
 Kuil Mahabalipuram
Batu besar reruntuhan ini ketika dilekatkan jadi satu, permukaannya menonjol dan cekung tidak merata. Ketika dicoba melebur bebatuan tsb, ternyata dibutuhkan suhu minimal 1.800 derajat celcius! Batu biasa dalam keadaan normal tak mencapai suhu ini.
Kecuali pada benda-benda yang terkena radiasi nuklir, baru bisa mencapai suhu yang demikian tinggi. Di pedalaman hutan primitif India, peneliti juga menemukan lebih banyak reruntuhan batu hangus.
Tembok kota yang runtuh dikristalisasi, licin seperti kaca, lapisan luar perabot rumah tangga yang terbuat dari batu dalam bangunan juga telah di-kaca-lisasi. Para peneliti heran, selain di India, batu radiasi juga ditemukan di bekas Kerajaan Babilonia Kuno, Gurun Sahara dan Gurun Gobi di Mongolia!
Inilah bukti reruntuhan perang nuklir prasejarah, derajat radiasi masih terekam meski kejadiannya ribuan tahun SM ( Sebelum Masehi ). Batu kaca pada reruntuhan tersebut, semuanya sama persis dengan batu kaca pada kawasan percobaan nuklir saat ini.
Diduga kuat perang Bharatayudha adalah perang nuklir yang terjadi antara 30.000 – 15.000 SM. Untuk meneliti lebih jauh penyebaran batu radiasi ini, para ahli nuklir PBB akan mengungkapnya dalam program khusus.
Kerajaan Dwaraka ditelan laut
Penelitian yang dilakukan Dr. Rao di bawah lautan didasarkan petunjuk Weda, bahwa Kerajaan Dwaraka ditelan laut beberapa saat setelah Bharatayudha usai. Kerajaan Dwaraka adalah kediaman Sri Krisna, raja yang pegang kendali strategis di perang saudara ini.
Dalam kitab suci Hindu, ia merupakan jelmaan Dewa Wisnu, pemelihara perdamaian. Keberadaan Dwaraka dilakukan selama 8 tahun, dan baru jelas setelah dibantu citra satelit NASA. Dari sana ditemukan jejak kerajaan tersebut di bawah Teluk Gujarat.
Setelah ada petunjuk pasti, akhirnya Dwaraka berhasil ditemukan dalam keadaan hancur digulung gelombang Laut Arab yang cukup dahsyat. Dari hasil investigasi, banyak temuan berharga indikator kehidupan makhluk 15.000 tahun lalu.
Selain tembikar, ada bongkahan batu besar yang diduga benteng dan dinding istana. Batuan dipenuhi ornamen indah, lonceng kuil dari tembaga, jangkar kapal, pot bunga dari keramik, serta uang emas dan tembaga.
Penemuan logam ini memperlihatkan kepada kita, bahwa peradaban 30.000 – 15.000 tahun lalu ternyata sudah tinggi. Tak heran temuan ini mengindikasikan penggunaan senjata pemusnah massal di perang itu.
space wars & star wars (ilustrasi)
Bahkan menurut beberapa ahli yang lebih kontroversial malah menyatakan, bahwa pada masa lalu manusia sudah beberapa kali hampir mengalami pemusnahan massal akibat perang nuklir, perang bintang dan perang-perang besar lainnya.
Hingga manusia yang dapat bertahan hidup dan berlindung (survive) hanya tersisa ribuan jiwa saja, lalu mereka kembali ke zaman batu atau “seperti” zaman prasejarah.
Kemudian terus berkembang-biak kembali menjadi jutaan dan milyaran. Lalu terjadi lagi perang besar di bumi yang menyebabkan kemusnahan massal manusia, lalu berkembang-biak lagi, begitu seterusnya selama belasan kali.
Namun tak selamanya perang besar terjadi akibat peperangan antara manusia di bumi. Menurut paneliti yang tertarik masalah Ufology, manusia juga pernah melawan makhluk-makhluk luar angkasa atau alien, dan akhirnya juga menyisakan kehancuran dahsyat di Bumi.
Perlawanan ini juga membuktikan bahwa pada masa lalu peradaban manusia di bumi telah canggih, jika tidak canggih maka tak mungkin ras manusia berani  melawan. Tapi akibat kekalahan teknologi yang jauh-jauh lebih canggih, ras manusia kalah namun berhasil untuk bertahan hidup dibawah pemukaan bumi.
Setelah beberapa dekade radiasi di permukaan bumi mulai menurun, merekapun mulai berani kembali ke permukaan dan memulai kembali peradaban ras manusia dari awal.
Menurut peneliti Ufology dan peneliti sejarah peradaban dunia yang kontroversial, peristiwa hampir punahnya ras manusia ini tak hanyak terjadi sekali, namun berkali-kali, dan manusia selalu dapat bertahan hidup walau hanya tersisa ribuan saja dan kembali memulai peradaban baru hingga suatu saat kembali maju dan canggih.
space battle & space wars (ilustrasi)
Dari penemuan-penemuan itu, Dr. Michael Creko membukukan laporan dalam 3 buku yang dicetak tahun 2006. Beberapa diantaranya:
Forbidden Archaelogis, The Hidden History of Human Race, dan Human Devolution, yang isinya menentang teori Darwin, tentang evolusi manusia.
Dr. Rao dari hasil karyanya memperoleh penghargaan “The World Ship Trust Award” dari PBB atas penemuan siklus kehidupan manusia yang memutus teori Darwin.
Pada awalnya, kisah-kisah inilah yang dibukukan dalam kitab Hindu dan menjadi kisah yang menarik tentang perang besar pada zaman dahulu kala ini (Armageddon).
Bahkan di Indonesia saat agama Hindu masuk ke Nusantara, cerita perang ini telah menjadi budaya Indonesia terutama di Jawa dan Bali.
Budaya ini telah melekat di Indonesia hingga kini, salah satunya melalui tradisi Wayang, baik itu wayang orang atau wayang kulit bahkan wayang golek.
Cerita tentang Baratayudha tersebut tetap mengakar hingga ke generasi muda di Indonesia sebagai generasi penerus kebudayaan tua ini. Karena cara ini adalah salah satu jalan agar kisah heriok ini tetap lestari di kemudian hari.
Cara lainnya untuk melestarikan kisah ini juga dilakukan dengan penulisan buku-buku dari banyak literatur-literatur kuno di zaman Hindu. Bahkan sudah ada beberapa permainan (games) elektronik di komputer tentang kisah peperangan Ramayana dan Baratayudha ini.
Di Indonesia, cerita pewayangan seperti perang Bharata Yudha (kisah perang di Mahabharata) masih banyak diceritakan langsung secara turun-temurun oleh para orang tua kepada generasi mudanya.
Selain itu, masih banyak pula kakek-nenek dan orang tua dari generasi sebelumnya terus menceritakan kembali kisah menarik ini kepada anak dan cucunya, termasuk di dalamnya tentang kisah perang Baratayudha.
Namun banyak pula peneliti dan budayawan yang menyatakan bahwa kisah itu hanya sekedar mitos atau fiksi kuno belaka.
Tapi itu semua dapat dipatahkan dengan penemuan-penemuan arkeologi dan sejarah yang sama-sama bersinergi dan dapat membuktikan fakta-fakta yang ada dan telah terjadi di lapangan.
Karena bisa jadi, itu semua memang bagian dari sejarah yang nyata bagi peradaban ras manusia di muka Bumi untuk selalu bertahan dari kepunahan. “Life will find the way…” (berbagai sumber)

Ribuan Tahun Lalu Nenek Moyang Kita Dikunjungi Astronot Bintang Lain


Ribuan Tahun Lalu Nenek Moyang Kita Dikunjungi Astronot Bintang Lain



Para Wisatawan Purbakala Masa Silam
Salah satu buku Erich Von Daniken yang menghebohkan dunia dan telah di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang berjudul: Nenek moyang kita dikunjungi astronaut bintang lain, keluaran tahun 80-an.
Sejarah masa silam masih terlalu kabur bagi kita. Sejarah hidup nenek moyang yang sebenarnya masih sulit untuk kita gambarkan, dan benda-benda yang mereka tinggalkan masih sangat sulit untuk kita tafsirkan maknanya.
Apa maksud sebenarnya dari pembangunan situs-situs purbakala seperti Baalbeck dan Tiahuanaco (Tiwanaku)?
Apa tujuan mereka membuat bentuk-bentuk rumit dari gambaran-gambaran luas yang luar biasa di tanah tandus Nazca? (baca: Zaman Dulu, Gurun Misterius Nazca Tempat Alien Mendarat)
Dan makhluk apakah yang mereka gambarkan sebagai sosok aneh berhelm di dalam gua-gua itu?
Ya, berbicara mengenai prasejarah memang akan lebih banyak menemukan pertanyaan daripada jawaban. Jika kita gemar mengamati dan melakukan studi terhadap peninggalan-peninggalan prasejarah di seluruh dunia, akan mudah bagi kita untuk menemukan bukti dari kehadiran angkasawan antar bintang masa silam.
Panoramic view of the Great Court of Baalbek temple complex
Para wisatawan antar bintang yang mendarat di bumi, melakukan serangkaian ekspresimen penelitian disini, dan bersikap ramah terhadap nenek moyang kita.
Temple of Jupiter in Baalbek
Sebaliknya juga demikian dengan masyarakat di bumi yang masih biadab, mereka anggap makhluk-makhluk berjubah aneh dengan kendaraan yang “bersuarakan petir” dan “meludahkan api” itu sebagai makhluk -makhluk yang selama ini mereka sembah. Makhluk-makhluk dengan “kekuatan super” yang dianggap sebagai dewa.
Walaupun petualang antariksa kita menjelaskan dengan susah payah bahwa mereka bukan merupakan makhluk “super” yang selama ini mereka sembah, namun tidak akan ada gunanya.
Toh nantinya masyarkat yang masih biadab itu tetap akan sulit menerima dengan akal mereka mengenai kendaraan terbang yang menyala-nyala, benda-benda aneh yang dapat mengeluarkan suara, dan berbagai macam beda-benda “sakti” milik “dewa” lainnya.
Pintu gerbang gapura kota Matahari, “Gateway of the Sun”, Tiwanaku (daerah Bolivia), digambar oleh Efraim Squier pada tahun 1877.
Pintu gerbang gapura kota Matahari, “Gateway of the Sun” pada saat ini… Bahkan menurut Erich Von Daniken, kota Matahari ini sudah puing saat manusia belum memiliki peradaban..!.
Para penggagas teori astronot kuno pada umumnya memang menganjurkan kita untuk meninjau kembali mitologi-mitologi kuno dari peradaban-peradaban masa silam diseluruh dunia.
Namun, sebelum melakukan studi singkat mengenai itu semua, buanglah jauh-jauh anggapan bahwa tulisan-tulisan kuno dan bentuk-bentuk kesenian yang mereka gambarkan sebagai sesuatu yang fiktif / karangan omong kosong belaka dan terlalu imajinatif.
Mulailah meyakini bahwa apa yang diciptakan oleh nenek moyang kita dahulu, baik itu catatan, arca-arca, lukisan-lukisan merupakan sebuah gambaran dari apa yang benar-benar mereka alami/saksikan secara langsung.
Mulailah melakukan penelitian terhadap kemungkinan adanya pengunjung purbakala dari berbagai peninggalan mereka tersebut.
Sego Canyon, Utah, c. 5,500 BC
Jika kita jeli mengamati hal ini, benang merah dari sebagian misteri prasejarah perlahan-lahan akan muncul satu persatu ke permukaan.
Sumeria kuno dikatakan merupakan salah satu peradaban yang memiliki kekayaan besar dalam kultur kebudayaan mereka. Salah satu yang menarik dari peninggalan bangsa ini ialah epik kepahlawanan Gilgamesh.
Di dalam epik tersebut, dikisahkan mengenai sesosok manusia luar biasa yang dianggap setengah dewa, ia memiliki berbagai macam “tongkrongan” super dan dapat terbang keruang angkasa.
Artifak dari Val Comonica, Italy, c. 10,000 BC gambar direproduksi ulang
Terlalu umum? iya, ini cerita yang sudah terlalu umum pada mitologi bangsa di dunia. Namun, ada beberapa hal yang membuat predikatnya menjadi tidak umum apabila ini hanya sebatas merupakan imajinatif.
Didalam epik Gilgamesh, keadaan ruang angkasa digambarkan dengan begitu detailnya, mengenai bagaimana keadaan di ruang hampa udara tersebut, gravitasi-nya dan bentuk-bentuk gambaran benda-benda diruang angkasa termasuk bumi. Semuanya bahkan digambarkan sangat tepat.
Darimanakah si pengarang cerita dapat mengetahui gambaran sebegitu detail mengenai hal itu semua? Mungkinkah ada seseorang yang pernah terbang mengarungi ruang angkasa dimasa silam, kemudian ia mengisahkannya ke bangsa Sumeria?
Menarik memang apabila penjelajah ruang angkasa ini adalah yang mereka sebut sebagai Gilgamesh, si manusia setengah dewa itu.
Salah-satu artifak peninggalan nenek moyang manusia ribuan tahun yang lalu di sebuah goa pra-sejarah di Val Comonica, Italy
Kitab-kitab India kuno juga tidak mau kalah untuk memberikan informasi mengenai pengunjung-pengunjung antar bintang masa silam. Didalam kitab-kitab kuno India, digambarkan mengenai mesin-mesin terbang yang disebut sebagai Vimana.
Vimana merupakan kendaraan terbang yang dikatakan merupakan tunggangan para dewa. Mengeluarkan suara petir dan meludahkan api.
Bahkan gambaran mengenai bentuk spesifik dan cara membuat mesin-mesin ini juga diterangkan di salah satu kitab mereka. Di legenda Atlantis juga terdapat benda serupa yang sering disebut sebagai Vailixi.
Terlihat salah-satu artifak peninggalan nenek moyang manusia ribuan tahun yang lalu di sebuah goa pra-sejarah di Val Comonica, Italy
Teori tentang Atlantis memang sering sekali dihubungkan dengan peninjauan terhadap para petualang antar bintang masa silam. Di peradaban ini dikenal juga Zep Tepi, Dewa yang datang dari jauh dan mengajarkan mereka banyak ilmu.
Di Cina, kita temukan mengenai artifak suku Dropa kuno yang menceritakan mengenai kedatangan para dewa mereka dengan kendaraan-kendaraan terbang, kemudian menggambarkannya di dalam piringan-piringan batu dan logam yang kini kita sebut sebagai Dropa Stone.
Terlihat salah-satu artifak peninggalan nenek moyang manusia ribuan tahun yang lalu di sebuah goa pra-sejarah di Val Comonica, Italy, bergambar makhluk luar Bumi memakai pakaian astronaut lengkap dengan helm dikepalanya. Diperkirakan digambar pada tahun 10,000 sebelum masehi.
Kemudian Popol Vuh, kitab yang disucikan oleh Bangsa Maya dimana didalamnya juga menceritakan sosok laki-laki yang datang dari suatu konstelasi bintang dengan kendaraan terbangnya, kemudian mengajarkan ilmu falak (astronomi) kepada mereka.
Lalu jangan lupakan mengenai suku Dogon. Suku primitif yang mendiami suatu wilayah di Mali ini sangat tahu segalanya mengenai suatu gugus bintang redup Sirius-B.
Robert K.G Temple didalam bukunya “The Sirius Mystery” mengisahkan tentang adanya pemujaan yang dilakukan oleh Suku Dogon terhadap makhluk-makhluk yang mereka hubungkan dengan sistem bintang Sirius.
The Dropa Stones. Terkubur oleh zaman di lantai suatu gua, terdapat ratusan piringan batu (disk stones). Berdiameter sekitar sembilan inci, masing-masing memiliki lingkaran ditengah dan terukir dengan alur spiral, terlihat oleh seluruh dunia seperti piringan hitam kuno (piringan musik) berumur 10.000-12.000 tahun. Alur spiral tsb, ternyata, terdiri dari huruf hieroglif kecil yang menceritakan kisah yang menakjubkan tentang pesawat ruang angkasa dari dunia yg jauh yang jatuh di pegunungan tersebut.
Anehnya , tanpa peralatan-peralatan ilmiah yang canggih, Suku Dogon mengetahui secara teliti gerakan maupun karakteristik “pengiring” bintang Sirius yang sangat-sangat sulit untuk diamati oleh mata telanjang. Sirius merupakan bintang kembar yg jauhnya 8,7 tahun cahaya dari bumi.
Hipotesis Temple yang cukup berani lagi menyatakan bahwa 3000 tahun Sebelum Masehi, bumi purba pernah dikunjungi oleh makhluk dari kawasan Sirius.
Hipotesis Temple ini bukanlah suatu hal yang mengada-ada, sebab ia secara langsung membaur dengan masyarakat Dogon di Mali dalam penelitian panjangnya.
Memang benar adanya bahwa Suku Dogon juga memiliki legenda terhadap wisatawan antar bintang masa silam, bahkan sosok “tamu” yang jauh itu mereka abadikan dalam bentuk arca kuno yang kini telah berusia ribuan tahun.
Kita tidak dapat memungkiri bahwa terlalu banyak legenda mengenai para wisatawan antar bintang yang dapat kita temui disetiap kebudayaan-kebudayaan kuno di seluruh dunia.
Bap kororoti
Alencar Jean, seorang peneliti astronot kuno mencatat mengenai peninggalan-peninggalan dari peradaban kuno di amerika latin yang memiliki berbagai macam artifak berbentuk kendaraan terbang. Salah satu artifak yang ia temukan dan memiliki daya tarik tersendiri ialah apa yang disebut sebagai Bap-kororoti.
Bap-Kororti merupakan sosok yang dipuja oleh suku bangsa kuno di Amerika Latin itu. Dikatakan, ia merupakan seorang prajurit yang berasal dari ruang angkasa yang memiliki kendaraan perang yang menyala-nyala.
Kendaraan inilah yang kemudian mengilhami bentuk-bentuk artifak yang sering mereka ciptakan.
Artifak “Great Martian Gods” yang ditemukan di bukit Tassili. Terlihat gambar sosok yang sedang memakai helm astronot.
Arkeolog, Dr. W. Matthes memperkenalkan salah satu artifak berbentuk ukiran/pahatan kuno diatas batu yang diciptakan oleh seniman prasejarah enam ribu tahun yang lalu. Artifak ini ditemukan oleh Henry Lothe, seorang penjelajah Prancis di abad ke-19.
Artifak yang kemudian diberi nama Great Martian Gods yang ditemukan di bukit Tassili ini memiliki gambaran yang sangat detil mengenai sosok tubuh manusia ber-helm yang sangat mirip dengan gambaran astronot masa kini.
Gambaran sejenis juga dapat kita temukan di beberapa gua-gua kuno di seluruh dunia, mulai dari Luscaux, Prancis, Ojo Guaera, Spanyol hingga di Cina.
Artifak lainnya yang ditemukan di bukit Tassili
Temuan citra-citra seperti ini juga terdapat di sekitar Gurun Sahara. Dimana disana juga tersebar lukisan-lukisan makhluk aneh menggunakan helm dan berjubah yang digambarkan oleh para seniman prasejarah bagaikan melayang-layang dalam keadaan tak berbobot di ruang angkasa yang hampa udara.
Gambaran-gambaran ini membuktikan bahwa leluhur kita dengan kesederhanaan, kejujuran serta kepolosan mencoba untuk menuangkan apa yang mereka saksikan itu kedalam berbagai media.
Siapakah sebenarnya model-model berjubah dan berhelm yang digambarkan dengan susah payah oleh para nenek moyang kita yang berjiwa seniman prasejarah ini?
Benarkah bahwa nenek moyang kita pernah dikunjungi astronot bintang lain? Masih banyak ratusan pertanyaan lainnya yang belum terjawab yang kini masih tersimpan dikantong para ilmuwan dunia. (iic.wp)
Egyptian hieroglyphs di Mesir, menggambarkan kendaraan mirip helikopter, pesawat terbang dan kendaraan terbang lainnya.
 *****

*****
*******

Monday, December 30, 2013

Zaman Dulu, Gurun Misterius Nazca Tempat Alien Mendarat


Garis-garis Nazca merupakan rangkaian geoglif yang terletak di Gurun Sechura, khususnya di Gurun Nazca, daerah yang panjangnya lebih dari 80 km antara kota Nazca dan Pampa di Peru.
Daratan ini terpencil dari Teluk Peruvian yang terdiri dari Pampas San Jose (Jumana), Socos, El Ingenio dan lain-lainnya di provinsi Nazca, seluas 400km. di selatan Lima, meliputi area sekitar 450km2 padang gurun pasir dan lereng Andes.
Geoglif ini diperkirakan dibuat oleh kebudayaan Nazca antara 200 SM dan 700 M. Terdapat ratusan gambar, dari yang sederhana sampai yang rumit, seperti gambar burung, laba-laba, monyet, ikan, ikan hiu, llama, dan kadal.
Juga banyak garis-garis yang lurus walau sudah menjelajah bukit dan lembah. Selain itu juga terdapat runway mirip landasan pesawat terbang sederhana.
Nazca adalah salah satu tempat didunia yang sampai saat ini masih banyak diliputi misteri. Banyak pertanyaan-pertanyaan muncul mengenai asal usulnya.
Garis-garis Nazca sendiri baru mulai marak diperbincangkan pada era tahun 1920-an, bermula dari cerita penumpang pesawat terbang yang melintas daerah Nazca, mengaku seperti melihat garis-garis samar membentuk berbagai macam bentuk makhluk hidup dengan dimensi yang besar. Tahun 1920-an merupakan era baru dalam penerbangan komersial di wilayah Amerika.
Sejak kabar penemuan itu, para arkeolog dari seluruh belahan dunia berbondong-bondong datang ke daerah Nazca untuk melihat dan meneliti lebih lanjut mengenai garis-garis Nazca.
Tidak diketahui dengan pasti siapa yang membuat garis-garis Nazca. Teori utama adalah bahwa peradaban Nazca yang membuatnya, dengan menggunakan peralatan dan teknologi sederhana. Teori ini didukung dengan ditemukannya keramik dan pasak kayu di beberapa ujung garis.
Cahuachi kota yang hilang.
Di Pampa, sebelah selatan dari garis Nazca, para arkeolog menemukan kota dari para pembuat garis yang telah hilang, Cahuachi. Dibangun kurang lebih 2000 tahun lalu, yang secara misterius ditinggalkan 500 tahun kemudian. Penemuan baru pada Cahuachi adalah merupakan awal bagi kita untuk orang-orang Nazca dan mengungkap misteri dari garis Nazca.
Cahuachi muncul sebagai harta karun dari budaya Nazca. Saat Orefici dan timnya menggali, menemukan lukisan-lukisan dari tembikar, teknik-teknik kuno penyulaman yang dikembangkan orang-orang Nazca, memberikan pandangan bagaimana kemungkinan garis itu dibuat, dan fungsinya bagi mereka selama kurang lebih 1500 tahun lalu.
Yang palng menarik adalah penemuan manusia yang tidak ada habisnya. Yang mencengangkan adalah penemuan mumi dari para penduduk Nazca itu sendiri di tanah kering pada gurun Peruvian. Mereka telah mengenal proses mumifikasi sama seperti kebudayaan Mesir Kuno.
Pertamanya Cahuachi dipercaya sebagai tempat militer, tapi sekarang dikenal sebagai tempat untuk upacara-upacara ritual, dan bukti baru dari Orefici juga mengukuhkan pendapat ini. Cahuachi terungkap telah ditinggalkan setelah banyak bencana alam yang menimpa kota itu. Tapi sebelum mereka meninggalkannya, orang-orang Nazca mengubur kotanya dengan tanah gersang, yang sampai sekarang tetap berupa gundukan ditengah gurun.
Komposisi dari Garis Nasca
Batu koral yang menutupi permukaan gurun, mengandung ferrous oxide (belerang). Pembongkaran selama berabad-abad, telah memberikan patina (fragmen) gelap padanya. Ketika batu-batu kerikil ini disingkirkan, warnanya kontras dengan lapisan dibawahnya. Pada tahap ini, garis lebih kelihatan beralur dengan warna yang lebih kelihatan, meskipun di beberapa saat, hanya kelihatan seperti jejak. Di kasus lain, batunya memperjelas garisnya dan gambaran dari gundukan menyamping dengan ukuran berbeda. Beberapa gambaran, misalnya, terutama pada awal-awal, dibuat dengan menghapus semua batu kerikil dari garis luar, dan dengan begini, akan menjadi lebih kelihatan.
Geoglyph Nazca
Berikut adalah ukuran-ukuran dari beberapa bentuk terkenal dari geoglyph Nazca:
  • Laba-laba, sekitar 46 mil


  • Kolibri, 50 mil

  • Paus pembunuh, 65 mil

  • Pelican, paling besar 285 mil



  • The Heron

  • The “Giant” (Astronaut)



  • The Hands

Geoglyph Lainnya
Garis Nazca adalah kumpulan geoglyph paling menakjubkan didunia. Ada juga beberapa geoglyph besar di Mesir, Malta, Mississipi & California, Chili, Bolivia, dll. Tapi geglyph Nazca, dikarenakan jumlah, karakter, dimensi, dan terusan budaya, karena mereka dibuat dan dibuat lagi seiring dengan periode prehispanic, membentuk kumpulan arkeologis yang menakjubkan sekaligus membingungkan.
Dataran Nazca
Dataran Nazca sangatlah unik, dengan kemampuannya mempertahankan tanda-tanda yang ada diatasnya, berdasarkan kombinasi dari iklim (salah satu yg terkering di Bumi, dengan curah hujan 20menit dalam setahun), dan juga tanah datar dan berbatu yang meminimalisasi efek dari angin ditanah.
Dengan tidak adanya debu atau pasir untuk menutupi datarannya, serta hujan yang sedikit untuk mengikisnya, garis-garisnya cenderung tidak berubah ataupun tertutup. Factor-faktor ini, digabungkan dengan adanya lapisan bawah tanah dengan warna yang lebih cerah dari permukaan gurun, memungkinkan lahan yang luas, yang bisa ideal untuk digunakan bagi seniman yang ingin menghilangkan eksistensinya di dunia. Jadi lokasi nya memang sengaja ditentukan agar tidak memperngaruhi kondisi geoglyph tsb.
Konsentrasi dan penjajaran dari garis-garis memastikan bahwa pembuatannya membutuhkan pekerja jangka panjang yang bekerja secara intensif, seperti ditunjukkan dengan gaya dari desain-desain, yang juga berhubungan dengan tingkatan berbeda dari perubahan budaya.
Ada 2 tipe desain : pertama adalah macam-macam benda dan bentuk lain dari garis geometric. Sebelumnya terdiri dari bentuk binatang, tanaman, objek seperti bentuk anthropomorphis dari jaman kolosal yang dibuat dengan garis-garis yang sangat jelas. Dari sekian bentuk-bentuk, yang disimpan oleh Maria Reiche dan beberapa pengoleksi, sudah diketahui sekitar 70 buah.
Teori Erich von Däniken
Banyak garis-garis yang acak dan terkesan tidak memiliki pola. Garis itu terlihat seperti garis berpencar secara acak seperti mengarah ke daerah-daerah terpencil, bersilangan tanpa alasan jelas.
Berikut adalah teori pembentukan Nasca Lines Oleh Erich von Däniken. Meski begitu banyak teori yang dikeluarkan oleh banyak ilmuwan, teori Erich von Däniken adalah salah satu teori yang paling terkenal.
Teori Erich adalah teori dengan pendekatan paling akurat untuk memecahkan misteri Nazca. Dia berpikir bahwa dahulu, ada tamu dari bintang lain yang mengunjungi bumi dan bernama Nazca.
Mereka mendarat ditempat ini , pada saat melandas, batu ini tersapu dengan pesawat bertenaga roket. Semakin dekat, kekuatannya pun bertambah dan meluaskan daerah yang tersapu itu. Pada saat ini, kargo mereka pun muncul.
Selanjutnya, alien itupun menghilang dan membuat orang bingung. Mereka pun mencoba memanggil kembali Tuhannya dengan mulai menggambar garis, bentuk, dan trapezenya. Daniken tak pernah mengatakan kalau alienlah yg membuat formatnya. Dia menemukan zodiak dan formasi kaca, kemudian membandingkan dgn vasis modern atau simbol Papi. (berbagai sumber)