Prabowo Tegaskan: Ada Kekuatan Dunia Ingin Lemahkan Indonesia
Jakarta – Mantan Panglima Komando
Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Pangkostrad), Letjen (Purn)
Prabowo Subianto, menegaskan adanya kekuatan tertentu di dunia yang
terus mencoba melemahkan kekuatan bangsa dan pemerintahan negara
Indonesia.
“Ada kekuatan tertentu di dunia, dan
bahkan secara terang-terangan mereka juga mengatakan bahwa Indonesia
akan pecah, akan terjadi perang saudara dan lain-lain,” katanya di
Jakarta.
Mantan
Komandan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat itu
menegaskan pula, Indonesia akan selalu dibuat lemah oleh kekuatan
internasional itu, karena secara geografis menguasai alur laut strategis
dan juga mempunyai potensi kekayaan alam melimpah.
Menurut Prabowo, yang kini Ketua Umum
Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), bukan mustahil pula Indonesia
memiliki kandungan uranium yang tinggi, sehingga ketika Indonesia
menjadi negara yang kuat dan besar, dikhawatirkan memproduksi bom
nuklir.
“Jadi, memang banyak ancaman dan skenario asing yang melemahkan Indonesia,” katanya.
Krisis moneter 1998 dan kejatuhan
Soeharto, menurut dia, sudah didesain sejumlah kalangan internasional
sejak lama, dan memuncak pada tahun 1997 sampai 1998.
Mantan pimpinan Dana Moneter
Internasional (IMF), Michael Camdesus, dan mantan Perdana Menteri (PM)
Inggris, Margareth Thatcher, dalam bukunya masing-masing secara jelas
menghendaki, agar Soeharto (yang notabene adalah ayah mertua Prabowo)
jatuh dari tampuk kepemimpinannya.
“Camdesus
setelah delapan tahun peristiwa itu mengatakan bahwa mereka menghendaki
Soeharto jatuh,” kata Prabowo, yang juga Ketua Umum Pengurus Besar
Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).
Ia menyebut, “pukulan” terhadap bangsa
dan negara Indonesia dilakukan melalui penghancuran ekonomi, agar
investor lari dan rupiah merosot.
Oleh karena itu, Prabowo yang belakangan
ini menjadi pengusaha bidang migas dan perkebunan menilai, siapa pun
orangnya yang saat itu duduk menjadi pejabat seperti dirinya di posisi
Pangkostrad, maka pasti akan bersikap sama dengan dirinya, yakni
memberikan perlindungan terbaik untuk bangsa.
Dalam
kondisi pemerintahan seperti pada tahun 1998 pasca jatuhnya
kepemimpinan Soeharto, ia mengatakan, sepenuhnya tunduk pada
keputusan-keputusan konstitusional yang diambil pengganti Soeharto,
Presiden BJ Habibie.
Prabowo menegaskan kembali, dirinya menerima sepenuhnya pergantian Pangkostrad yang dilakukan secara tiba-tiba oleh Habibie.
“Saya melaksanakan dengan patuh, dan itu
menjadi fakta sejarah. Saya lakukan semuanya demi menjunjung
konstitusi,” demikian jelas Prabowo Soebianto.
No comments:
Post a Comment