Alien, Jin, Multiverse dan Ilmu Pengetahuan:
Mengapa Alien dan Jin Tak Mudah Terlihat?
Salah satu dari peristiwa menarik atau
misteri dunia yang paling membuat penasaran adalah hantu. Keberadaan
entitas yang satu ini selalu ditolak oleh orang yang skeptis, padahal
semua agama “memperkenalkan” keberadaan mereka disetiap Kitab Suci
agama-agama di dunia.
Banyak pendapat mengenai keberadaan
makhluk tak terlihat ini, bahkan ada juga yang tak percaya, tapi ada
juga yang perrcaya tapi itu adalah sejenis jin.
Sebagian penganut yang bertumpu pada ilmu
sains atau Scientology ada yang percaya tentang makhluk “beda dimensi”
ini. Namun seiring zaman, mereka yang berbasis pada sains akhirnya
menganggap bahwa hantu adalah salah satu jenis alien, namun berada pada
dimensi yang berbeda dengan dimensi manusia.
Jadi perkembangan arti “alien” semakin melebar, tak hanya makhluk dari luar angkasa, namun juga makhluk dari dimensi lain.
Tapi semua itu tak menyimpang dari arti
“alien” itu sendiri, yaitu “makhluk asing” atau belum dikenal, jadi
pengertiannya masih tepat walau penggunaannya jadi melebar.
Ilmu pengetahuan modern malah sudah
berteori dan menganggap bahwa alam semesta yang maha luas tak terbatas
ini, yang terlihat baru hanya sebatas pengelihatan mata manusia.
Artinya masih banyak “object” atau entiti
atau makhluk astral yang tak terlihat lainnya, namun mata sudah tak
sanggup lagi untuk mencapai panjang gelombang tersebut.
Bahkan ilmu pengetahuan fisika dan kimia
juga sudah tak lagi sanggup menjelaskan, karena tidak memiliki rumus
pasti untuk keberadaan “dimensi lain” yang sudah berada diluar kemampuan
ilmu-ilmu tersebut.
Oleh karenanya banyak ilmuwan udah
berpendapat bahwa alam semesta atau yang selama ini dikenal sebagai
“Universe” harus diubah menjadi “Multiverse”, yang artinya memiliki
banyak dimensi, yaitu keberadaan dimensi lain yang tak terlihat oleh
mata manusia, dan mereka meyakini bahwa dimensi lain itu ada.
Namun menurut ilmu-ilmu agama (dalam hal
ini misalkan Islam – pen.) juga harus meyakini keberadaan entitas ini,
tapi yang harus diberi garis tegas adalah: hantu adalah jin, dan mereka
bukan orang yang sudah mati.
Orang yang sudah mati tak akan menggoda
manusia karena bukan itu sejatinya roh manusia dalam menjalani
ketentuanNya setelah ia wafat.
Makhluk yang mati dipercaya oleh semua
agama kembali kepada Tuhannya, mereka mati bukan untuk menggoda manusia
lainnya, tapi semua itu sebenarnya adalah jin.
Jadi singkatnya, alien artinya adalah
“makhluk yang belum dikenal”, wujudnya bisa sebesar bakteri hingga lebih
besar dari makhluk yang kini telah dikenal manusia, dan mereka bisa
berasal dari luar angkasa (sering disebut juga Extra Terrestrial
atau E.T yang berarti makhluk luar angkasa), juga dari dalam Bumi
(seperti spesies makhluk baru yang belum dikenal) atau juga dari dimensi
lainnya (pada ilmu pengetahuan terkini).
Tapi pada dasarnya dahulu, alien itu
adalah spesifikasi untuk makhluk asing yang belum dikenal dan memiliki
sifat biologis serta terlihat mata, namun akibat mulai diyakini adanya
keberadaan jin oleh ilmu pengetahuan yang terkadang tak percaya
keagamaan, akhirnya mereka bingung mengategorikannya, maka dari itu
mereka menambahkan pengertian “jin” (menurut religius) dalam daftar
“alien” (menurut sains). Jadi untuk masa kini, Jin termasuk jenis Alien.
Sedangkan Hantu adalah wujud makhluk jin
yang tampak oleh manusia akibat “kemampuannya” yang dapat mendekati
frekuensi gelombang yang dapat diterima, dilihat atau didengar oleh
kemampuan indera manusia.
Spektrum “Kasat Mata”
Spektrum kasat mata (bahasa Inggris: Visible spectrum) adalah bagian dari spektrum elektro
dari spektrum optik. Mata normal manusia akan dapat menerima panjang
gelombang dari 400 sampai 700 nm, meskipun beberapa orang dapat menerima
panjang gelombang dari 380 sampai 780 nm (atau dalam frekuensi 790-400
terahertz).
Mata yang telah beradaptasi dengan cahaya
biasanya memiliki sensitivitas maksimum di sekitar 555 nm, di wilayah
hijau dari spektrum optik. Warna pencampuran seperti pink atau ungu,
tidak terdapat dalam spektrum ini karena warna-warna tersebut hanya akan
didapatkan dengan mencampurkan beberapa panjang gelombang.
Panjang gelombang yang kasat mata didefinisikan oleh jangkauan spektral jendela optik,
wilayah spektrum elektromagnetik yang melewati atmosfer Bumi hampir
tanpa mengalami pengurangan intensitas atau sangat sedikit sekali,
meskipun cahaya biru dipencarkan lebih banyak dari cahaya merah, salah
satu alasan: menggapai langit berwarna biru (baca juga: Mengapa Langit Berwarna Biru? Ini Jawabnya)
Radiasi elektromagnetik di luar jangkauan panjang gelombang optik, atau jendela transmisi
lainnya, hampir seluruhnya diserap oleh atmosfer. Dikatakan jendela
optik karena manusia tidak bisa menjangkau wilayah di luar spektrum
optik. Inframerah terletak sedikit di luar jendela optik, namun tidak
dapat dilihat oleh mata manusia.
Banyak spesies yang dapat melihat panjang
gelombang di luar jendela optik. Lebah dan serangga lainnya dapat
melihat cahaya ultraviolet, yang membantu mereka mencari nektar di
bunga.
Spesies tanaman bergantung pada
penyerbukan yang dilakukan oleh serangga sehingga yang berkontribusi
besar pada keberhasilan reproduksi mereka adalah keberadaan cahaya
ultraviolet, bukan warna yang bunga perlihatkan kepada manusia. Burung
juga dapat melihat ultraviolet (300-400 nm).
Keterbatasan Pengelihatan Manusia
Indera pengelihatan manusia misalnya,
hanya dapat melihat pada gelombang atau spektrum dari warna merah sampai
warna ungu, dibawah warna merah atau dikenal sebagai “infra red” mata
manusia sudah tak lagi dapat melihatnya. Begitu pula diatas ungu yang
dikenal sebagai “ultra violet”, mata manusia juga sudah tak lagi dapat
melihatnya, mirip infra red.
Kedua spektrum itu hanya dapat dilihat melalui bantuan alat yang hanya dapat mendetaksi infra red dan ultra violet. Diatas atau dibawah itu seperti sinar alpha beta, gamma dan sejenisnya manusia juga tak mampu melihatnya.
Untuk membuktikannya anda dapat melakukan
percobaan sederhana. Anda hanya perlu menyiapkan dua alat bantu saja
dan keduanya pasti anda miliki, yaitu sebuah remote control TV atau AC
atau remote control apapun. Dan alat kedua adalah kamera digital, bisa
juga anda pakai kamera yang ada diponsel anda.
Caranya, tekan tombol apapun di remote
control dan pada saat yang sama lihatlah LED IR (Iinfra red) pada remote
yang berada pada diujungnya. LED IR harusnya menyala, namun mata anda
tak mampu untuk melihat sinar inra red tersebut.
Kini ambillah kamera digital anda,
gunakan mode kamera lalu sorot ke LED IR pada remote control yang sedang
anda tekan tombolnya. Maka sinar infra red pada lampu LED akan terlihat
oleh mata anda dengan bantuan kamera digital anda tersebut!
Mengapa kamera ponsel dapat mampu mendeteksi sinar infra red tersebut? Karena dalam ilmu fotografi ada istilah yang disebut frame per second (FPS) atau gambar per gambar dalam setiap detiknya.
FPS, yaitu sebuah satuan kecepatan kamera
video dalam mengambil sukma atau objek berdasarkan gambar per gambar,
atau penangkapan objek dengan wujud berupa frame atau seperti gambar
atau foto.
Tapi karena sangat cepat pergantiannya,
maka mata kita tak dapat melihat pergantian gambar per gambar atau foto
per foto tersebut, kecuali dengan suatu alat bantu.
Sedangkan mata manusia azaz kerjanya tak
sama seperti video kamera. Pada mata manusia pengelihatannya adalah
konstan dan terus menerus, bukan berdasarkan frame per frame.
Itu baru contoh dan pembuktian kecil,
bahwa mata kita hanya dapat melihat pada spektrum terbatas dari tak
terbatasnya frekuensi di jagad raya.
Oleh karenanya, banyak objek astral atau
jin atau yang sering disebut hantu dapat terekam sukma mereka hanya
melalui foto dan kamera video. Dan itu semua adalah berdasarkan
kemampuannya dalam “melihat pinggir spektrum” yang mana mata manusia tak
mampu untuk melihatnya!
Sama seperti penglihatan, pendengaran
manusia juga sangat terbatas, hanya sekitar 20-22 Hertz hingga 20-22
kilo Hertz, dibawah dan diatas itu disebut infra sonic dan ultra sonic.
Nyaris dibatas atas pada dunia audio mirip suara treble, dan nyaris pada batas bawahnya mirip dentuman bass.
Diluar kedua batas atas dan batas bawah
frekuensi suara itu, manusia mulai tak dapat lagi mendengarnya melalui
panca indera yang dimilikinya, telinga.
Oleh sebabnya jika anda membeli alat anti tikus atau nyamuk, anda tak dapat mendengarnya karena ketebatasan pendengaran manusia.
Berbeda dengan hewan, beberapa hewan
dapat melihat spektrum cahaya dan dapat mendengar spektrum frekuensi
suara diluar kemampuan manusia. Oleh karenanya banyak jenis hewan yang
dapat mengetahui akan terjadi gempa bumi atau bahkan dapat melihat
makhluk astral.
Itulah sebabnya banyak ilmuwan setuju,
bahwa spektrum diluar kemampuan indera manusia tersebut adalah TAK
TERBATAS. Dan itu pula sebabnya mengapa sebagian ilmuwan lebih
menyetujui alam semesta ini kurang tepat jika disebut Universe, tapi
lebih tepat disebut Multiverse.
Jin Dapat Berwujud Apa Saja Termasuk Berwujud Manusia
Lalu mengapa ada hantu (baca: jin) yang
berwujud manusia? Hal itu sering disebut dengan “menjelma” seperti wujud
manusia, tapi itu adalah jenis jin yang kini oleh kalangan sains
disebut juga sebagai Alien.
Dimensi mereka para jin, tak terpengaruh
oleh tempat dan waktu karena berada di dimensi lain (bukan pada dimensi
ketiga seperti manusia). Olah karenanya, mereka tak berfisik dan dapat
bersembunyi pada benda berdimensi lain dengan mereka, misal pada benda
dimensi manusia, dimensi ketiga.
Oleh karenanya mereka dapat berubah
bentuk menjadi mirip binatang, bahkan mirip mausia yang sudah meninggal.
Lalu pertanyaannya, mengapa mereka bisa berwujud seperti orang yang
sudah wafat tapi kita pernah kenal disaat mereka hidup, bahkan berwujud
seperti kakek nenek kita atau buyut kita?
Perlu diketahui bahwa jin memiliki umur yang jauh lebih panjang dibanding manusia.
Umurnya bisa ratusan, ribuan bahkan
jutaan tahun, daripada patokan tahun yang dipakai manusia. Satu tahun
versi jin jauh lebih panjang dibanding versi tahun manusia. Ini
dikarenakan dimensi mereka memiliki waktu yang berbeda, bahkan bisa jadi
tak memiliki patokan waktu yang standar.
Jadi mereka bisa tahu seperti apa wujud
orang tua kita yang sudah wafat, kakek, nenek, buyut dan seterusnya
karena mereka juga tahu. Lalu mereka dapat menjelma dan berwujud seperti
orang yang sudah wafat tersebut.
Hal ini mirip jika kita memiliki hewan peliharaan, kucing misalnya, kita dapat memelihara kucing hingga beberapa keturunan.
Kita pasti tahu seperti apa ibu-bapak si
kucing, kakek-neneknya bahkan buyut dari kucing-kucing itu, tapi bedanya
kita tak dapat berwujud seperti buyut kucing dengan muka menyeramkan
lalu dapat menegur cicitnya dan berkata “hai apa kabar cicit” karena
kita dan kucing ada dalam satu dimensi yaitu dimansi ketiga.
Jadi apapun hantu yang kita lihat dan
berwujud seperti manusia, sebenarnya adalah perwujudan jin-jin (menurut
ufology – alien) agar dapat mengecoh manusia supaya manusia dapat memuja
orang yang sudah wafat itu dan akan memulai kemusrikannya.
Tapi keberadaan Extra Terestrial atau
makhluk luar angkasa masih sangat memungkinkan, bahkan diyakin sudah
saling bekerja sama, namun pihak militer tak pernah mau membukanya ke
publik karena takut ada kehebohan di dunia.
Sedangkan
menurut penganut religius, jin juga memiliki akal, pendidikan, ilmu
pengetahuan, keluarga, beranak, bersosialisasi dan lainnya, sama dan
mirip seperti manusia, namun jin berada pada dimensi yang berbeda, lain
dengan dimensi tempat manusia berada yang dikenal dengan dimensi ketiga.
Tapi perlu diingat kembali kembali bahwa kemungkinan keberadaan Alien dari luar planet Bumi atau Extra Terrestrial masih terbuka lebar.
Sayangnya, mereka masih saling “terkurung
dengan waktu” di masing-masing planetnya dan belum dapat melakukan
kontak diantara mereka karena masalah jarak dan waktu.
Sama-sama tak bisa saling mengontak
karena jarak yang sedemikian amat sangat jauhnya. Kecuali makhluk yang
sudah bisa “mengalahkan jarak dan waktu” yang jumlahnya sangat sedikit
dibandingkan dengan jumlah makhluk pintar tapi belum bisa mengalahkan
jarak dan waktu, untuk saling berjumpa.
(sumber: IndoCropCircles, tulisan ini adalah tulisan intro singkat dari artikel: 10 Foto Hantu Paling Otentik dan Dipercaya Keasliannya )
Bonus Videos:
No comments:
Post a Comment