Aceh Heboh Lagi: Di Rawa Yang Sama, Ditemukan 2 Pedang Emas Peninggalan VOC!
Warga yang menemukan mengaku berawal
dari mimpi, saat berada di lokasi ia melihat harimau dan lari
tunggang-langgang serta setelah pedang ditemukan ada warga yang
kesurupan!
Sepasang pedang ditemukan dalam rawa tempat yang sebelumnya ditemukan koin emas,
di Gampong Pande, Kecamatan Kuta Raja, Banda Aceh. Penemuan sepasang
pedang ini membuat heboh untuk kedua kalinya bagi warga Kota Banda Aceh.
(baca: Misteri Keping Emas Berlafal Allah Ditemukan Warga Aceh di Rawa-Rawa )
Menurut keterangan salah seorang warga,
Saiful, pedang itu ditemukan oleh seorang yang akhirnya diketahui
bernama Rizwan (26), ia datang ke lokasi karena adanya berita
sebelumnya, yaitu penemuan koin emas di Gampong Pande.
Warga tersebut terakhir diketahui sengaja
datang dari Kabupaten Aceh Timur, asal Kota Langsa yang selama ini
tinggal bersama Muslim, pamannya, di Punge Blangcut, Banda Aceh.
Penemuan Sebuah Teko
Rizwan akhirnya juga bertutur kepada Serambi
, cerita awal penemuan pedang VOC tersebut, ditemani rekannya bernama
Mansyur dan Muslim. Ia tertarik datang ke lokasi yang sebelumnya tempat
ditemukan ratusan keping koin emas, Senin lalu.
Semua itu karena Mansyur membawa pulang
pecahan teko yang ia temukan dilokasi tersebut sebelumnya saat memburu
koin emas, pada Selasa (12/11/13) siang.
Setelah melihat pecahan teko tersebut,
Rizwan minta kepada Mansyur agar ia mengantarkan dirinya ke lokasi
tempat teko itu ditemukan. Permintaan itu akhirnya dipenuhi oleh
Mansyur. Setelah mengetahui dan melihat lokasinya, lalu mereka pulang.
Berawal Dari Mimpi
Rizwan (26) sang penemu pedang mengaku
menemukan pedang peninggalan sejarah ini setelah ia bermimpi sejak tiga
malam yang lalu. Dalam mimpinya, ada yang berpesan menyuruh Rizwan untuk
mengambil sepasang pedang di rawa-rawa, dikawasan Gampung Pande.
Itu sebabnya pada saat temannya bernama
Mansyur menemukan teko, Rizwan minta agar temannya itu dapat menunjukkan
lokasi tempat ditemukannya teko tua tersebut sebagai patokan lokasi.
Namun pada saat mencari pedang, Rizwan menemui kendala, ia tak menemukan
apa-apa.
“Dalam mimpi, saya disuruh ambil pedang
itu untuk saya simpan dan saya rawat. Saya sudah mencari pedang itu
sejak hari Rabu (13/11/2013) dini hari sekitar pukul 03.00 WIB, sampai
pagi saya cari tidak dapat,” ujarnya.
Rizwan Penasaran, Bolak-Balik Ke Lokasi
Terlanjur penasaran, pada Rabu (13/11/13)
sekitar pukul 14.00 WIB, Rizwan mengaku kembali lagi ke lokasi dengan
mengajak Mansyur.
“Lalu, siangnya sekitar pukul 14.00 WIB, saya kembali ke lokasi tersebut untuk mencari,” jelasnya.
Namun karena tak mendapatkan barang yang dia cari, Rizwan akhirnya pulang lagi.
Tapi rasa penasaran tetap menyelimuti
hati Rizwan, akhirnya sekitar pukul 23.30 WIB Rizwan si pemuda nekat ini
malam-malam kembali lagi ke area Kuala Krueng Geudong, Gampong Pande.
Kali ini bersama temannya yang lain, bernama Syaiful.
Diperingatkan Warga Setempat
Sedangkan menurut keterangan warga
setempat, sejak Selasa (12/11/2013) malam, warga sempat berpapasan
dengan Rizwan yang mengaku dari Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh.
Pemuda itu, bersama rekannya hendak
melihat lokasi Kuala Krueng Geudong, tempat koin emas ditemukan. Warga
setempat sudah mengingatkan agar pemuda tersebut tidak memasuki area
terlarang itu.
“Saya sempat bertemu warga. Mereka sempat
ingatkan saya agar tidak masuk ke lokasi itu, karena menurut mereka
kawasan terlarang. Kalaupun masuk, risikonya tanggung sendiri. Tapi saya
tetap masuk,” kata Rizwan.
Warga setempat yang memperingatkan Riswan
mengingatkan, kalau nekat masuk, kemungkinan tidak bisa kembali lagi
atau akan berhadapan dengan hal-hal ganjil.
Menurut keterangan warga, beberapa dari
pemuda itu memang langsung pulang. Hanya seorang pemuda (Rizwan) yang
tetap bersikeras tetap masuk ke area terlarang itu.
Lari Dikejar Harimau MistisTak lama berselang mencari di rawa-rawa, tiba-tiba Rizwan terlihat berlari kencang ke arah warga Gampong Pande, yang sebelumnya sudah mengingatkannya. Dengan sendal putus dan napas terengah-engah, si pemuda mengaku melihat sosok seekor harimau besar yang langsung mengejarnya.
Kata Rizwan, di lokasi itu ada seekor
harimau yang menjaga di lokasi tersebut. Sedangkan temannya, Syaiful
justru memutuskan menunggu di permukiman warga.
“Pada saat masuk ke tempat itu, saya
lihat ada seekor harimau besar yang berjalan di depan saya. Lalu saya
jalan lagi, tiba-tiba ada ular besar di pohon. Waktu itulah saya lari
dan pulang,” kata Rizwan.
Dengan wajah terlihat pucat pasi, akhirnya pemuda itu meninggalkan Gampong Pande.
Namun akhirnya Rizwan kembali lagi ke lokasi dan berhasil menemukan sepasang pedang VOC dari hasil mimpinya itu.
“Awalnya, pedang yang ditemukan itu
dimasukkan dalam karung, saat warga tanya, dibilang itu kayu,” jelas
Syaiful. Karena warga semakin curiga, sebut Syaiful, lalu salah seorang
warga dan termasuk dirinya merampas barang tersebut dari tangan
laki-laki itu.
“Waktu karungnya dirampas, pas dilihat
ada pedang, langsung kami hubungi pihak terkait dan disimpan di kantor
kepala desa. Akhirnya, pedang itu berhasil diamankan warga, sedangkan
Rizwan langsung menghilang,” tutur Syaiful.
Rizwan Tak Sadar Saat Menemukan Pedang
Rizwan pemuda asal Kabupaten Langsa, yang
menemukan harta karun berupa sepasang pedang bertuliskan VOC dan
berlapis emas pada Rabu (13/11/2013) sore, sempat hilang tiba-tiba,
setelah pedang yang ditemukan disita oleh aparat Desa Gampong Pande,
Kecamatan Kuta Raja, Banda Aceh.
Namun pada esoknya Kamis (14/1/2013)
siang, ternyata pemuda itu muncul dan menemui Wakil Wali Kota Banda Aceh
untuk menjelaskan kronologi penemuan pedang olehnya.
“Setelah kedua pedang itu saya temukan,
saya dipergoki warga. Sehingga saya dibawa ke kantor keuchik. Begitulah
ceritanya. Saya pergi, karena waktu itu, saya tak pakai baju, sehingga
warga saat itu tidak sempat menanyakan siapa nama saya,” ungkap Rizwan.
“Saya saat sampai ke lokasi penemuan
pedang itu dalam kondisi tidak sadar. Waktu pergi dari rumah, saya
memang dalam kondisi sadar,” kata Rizwan saat ditemui di kantin samping
Kantor Wali Kota Banda Aceh.
Jika pedang peninggalan bersejarah itu
disita oleh pemerintah, Rizwan berharap ada penghargaan atau kompensasi
untuknya yang menemukan.
“Saya harap pemerintah Kota Banda Aceh
juga memugar lokasi tempat saya temukan pedang itu karena di situ ada
banyak kuburan ulama Aceh terdahulu,” ujar Rizwan.
Saat Rizwan mencari pedang itu, ia sempat direkam oleh rekannya yang bernama Mansur dengan menggunakan handycam.
Dalam rekaman video saat diperlihatkan
oleh Mansur kepada wartawan, terlihat mulai dari Rizwan sedang mencari
hingga saat menemukan pedang.
“Ini videonya, saya sempat rekam dari
awal saat Rizwan menemukan pedang itu,” kata Mansur. Namun, video utuh
yang diabadikan oleh Mansur tidak diberikan kepada wartawan.
Kedua Pedang Berlapis Emas
Pedang yang ditemukan itu di gagangnya
dilapisi dengan emas. Demikian juga ada tulisan VOC pada pedang
tersebut. Panjang pedang tersebut diperkirakan mencapai 1 meter.
Sementara itu, kepala desa setempat,
Amiruddin membenarkan perihal penemuan pedang tersebut. Katanya, pedang
itu untuk sementara waktu disimpan di kantor kepala desa.
“Setelah ini akan kita serahkan pada pihak Pemerintah Kota Banda Aceh,” jelas Amiruddin.
Kini, di Kantor Keuchik Gampong Pande, Jalan Tgk Dikandang, mulai tampak sebagian warga menyambangi kantor desa itu.
Mereka ingin melihat sepasang pedang VOC yang ditemukan Rizwan, Rabu (13/11).
Untuk mengatasi rasa penasaran warga yang
mengunjungi tempat itu, di bagian dinding kantor keuchik akhirnya
ditempel dua foto bergambar pedang yang ditemukan.
Di sana juga ada tulisan di kertas karton merah yang berbunyi:
“Untuk sementara waktu
demi keamanan kita bersama, maka pedang kami amankan dulu. Demikian,
untuk dimaklumi bersama. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Tertanda Keuchik Gampong Pande, Amiruddin.”
Bunda Kesurupan Roh Putroe Canden Setelah Penemuan Pedang Emas
Peristiwa-peristiwa berbau mistis terus
bermunculan seiring ditemukannya dua bilah pedang berlapis emas
peninggalan VOC Belanda, di Banda Aceh, Rabu (13/11/2013).
Selain kisah pemuda penemu kedua pedang
emas yang sempat dikejar harimau, kehebohan lain terjadi pada Rabu
sekitar pukul 16.15 WIB.
Kejadian ini persis setelah kedua pedang emas itu berhasil ditemukan.
Seorang wanita yang biasa disapa Bunda, warga Gampong Jawa, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh, mengalami kesurupan.
Ia jatuh dari arah kerumunan warga yang berdesak-desakan ingin menyaksikan penemuan kedua pedang VOC tersebut.
Wanita yang diperkirakan berumur sekitar 48 tahun itupun, langsung dibawa ke dalam Kantor Keuchik Gampong Pande.
Dalam keadaan tak sadar, wanita itu
mengaku bernama Putroe Canden dan meminta kedua pedang yang ditemukan
itu disimpan di sekitar Makam Tgk Di Kandang yang berada di Gampong
Pande.
Ia juga minta semua orang tidak lagi
mengeruk dan mengambil apa pun barang yang ditemukan dari Kuala Krueng
Geudong, tempat koin emas pertama didapat.
“Selama ramai orang yang datang ke tempat
itu, kami telah terusik. Mereka telah menghancurkan tempat kami!”‘
celoteh wanita tersebut.
“Bila barang kami tidak dikembalikan
tunggulah bencana datang,” ujar wanita yang biasa dipanggil Bunda itu di
sela-sela tangisnya.
Putroe Canden yang mengaku keturunan dari para raja, lalu meminta agar tempat peristirahatan mereka tidak diganggu dan dijamah.
Lokasi Situs Mulai Dijaga Aparat
Sedangkan pedang tersebut saat ini sudah
diamankan di dalam kantor kepala desa setempat. Pihak kepolisian dari
Polsek Kuta Raja terlihat berjaga-jaga di sekeliling kantor kepala desa.
Sementara itu, pantauan Serambi di lokasi
Kuala Krueng Geudong, Gampong Pande kemarin, mulai sepi. Bahkan
beberapa titik jalur masuk ke areal mulai dijaga ketat oleh polisi
dibantu TNI serta pegawai Kantor Kecamatan Kutaraja bersama warga
Gampong Pande dan Merduati.
“Kalaupun ada warga yang ke lokasi, hanya
karena mereka penasaran ingin melihat tempat itu dan tidak ada yang
berniat masuk untuk mencari koin emas atau barang lainnya di tempat
itu,” kata Camat Kutaraja, Yusnardi SSTP kepada Serambi.
Ia meminta seluruh warga agar senantiasa
menyadari bahwa benda-benda dari masa Kesultanan Aceh yang ditemukan di
kawasan Kuala Krueng Geudong tersebut merupakan pusaka leluhur yang
harus dijaga dan dirawat serta wajib dilestarikan.
Diteliti Arkeolog
Ahli Arkeologi atau Arkeolog mengobservasi rawa lokasi penemuan koin emas dan sepasang pedang Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) di Gampong Pande, Kecamatan Kuta Raja, Banda Aceh.
Ada tiga orang Arkeolog yang mendokumentasikan sejumlah titik lokasi penemuan koin emas tersebut.
Kemudian arkeolog lainnya membuat peta
lokasi tersebut. Salah seorang petugas dari Balai Cagar Budaya Aceh,
Irfan mengatakan tim tersebut hanya memantau lokasi sebagai tahap awal.
“Setelah ini akan kita laporkan ke
Jakarta untuk diteliti lebih lanjut,” kata Irfan di lokasi, Jumat
(15/11/13). Irfan mengatakan, pihaknya menemui kesulitan terkait
kedalaman air.
Kedalaman air di lokasi serba tanggung.
“Kalau air dalam kan bisa nyelam, kalau setinggi orang dewasa sulit kan,
apa lagi air keruh,” jelasnya.
Sementara itu, dosen FKIP Sejarah,
Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Husaini Ibrahim mendesak pemerintah
segera melakukan penelitian.
Karena Gampong Pande menurut catatan
sejarah merupakan pusat kerajaan Islam dan pusat perdagangan sejak tahun
1205 sampai dengan 1218.
“Lokasi itu memang pusat kerajaan, besar
kemungkinan berada pada abad ke-13 dan 16,” kata Husaini yang juga
menyelesaikan disertasi tentang sejarah di Gampong Pande.
“Jadi ini tanda tanya, kenapa waktu tsunami tidak muncul,” imbuhnya.
Oleh karena itu, penting pemerintah untuk
segera mengambil langkah kongkrit untuk menyelamatkan cagar budaya
tersebut. Katanya, ini indentitas Aceh yang mesti harus dijaga dengan
baik. (tribunnews/merdeka/kompas/berbagai sumber)
No comments:
Post a Comment